pengumuman

pengumuman
Home » » Bola Salju PKS

Bola Salju PKS

Written By Unknown on Kamis, 28 Maret 2013 | 10.36



Kemenangan pasangan calon gubenur dalam Pilkada Jawa Barat dan Sumatera Utara, 2013, mengagetkan banyak kalangan. Sebab pasca ditangkapnya Presiden PKS Lutfhi Hasan Ishaq oleh KPK terkait soal korupsi impor daging sapi membuat lembaga survei dan pengamat politik mengatakan suara PKS akan terjun bebas. Tak hanya itu, PKS di berbagai tempat, seperti di Jogjakarta diteror dan dilecehkan, dengan berbagai simbol yang menyudutkan partai yang didirikan oleh para pendakwah itu. Bentuk lecehan itu seperti PKS diplesetkan menjadi Partai Korupsi Sapi. Ada pula gambar orang berkepala sapi dengan memakai jas putih ciri khas PKS.

Dengan kemenangan di dua provinsi itu menunjukan bahwa pengamat dan lembaga survei salah memprediksi terhadap keberadaan partai dan kader PKS. Dengan kemenangan PKS di dua provinsi itu, bisa jadi membuat rival-rival PKS akan memasang strategi khusus agar calon yang diusung PKS tidak kembali menang. Di Pilkada Jawa Tengah inilah pembuktian selanjutnya, apakah yang menang calon yang diusung oleh PKS atau calon partai lainnya.

Kemenangan PKS di Jawa Barat dan Sumatera Utara menunjukan PKS akan bisa menjadi bola salju di berbagai provinsi, kabupaten, dan kota ketika melaksanakan pilkada. Mengapa PKS mampu memenangi pilkada di provinsi-provinsi yang strategis? Faktornya, pertama, harus diakui bahwa ada petinggi PKS yang melakukan korupsi. KPK dalam menetapkan seseorang menjadi tersangka korupsi tentu mempunyai data dan fakta. Ditangkapnya petinggi PKS oleh KPK memang membuat jatuh mental para kader dan simpatisan meski demikian hal itu tidak menurunkan loyalitas kader dan simpatisan kepada partainya. Kalaupun loyalitas dan simpati itu turun sifatnya hanya emosional dan sesaat.

Kader dan simpatisan bisa jadi berpikir, korupsi yang dilakukan oleh petinggi partainya tidak seberat dan segawat kader partai lainnya. Apa yang terjadi di PKS bisa jadi bukan yang pertama, sebelumnya ada kadernya yang juga tertangkap dan dituduh melakukan korupsi, meski ia hanya pada tataran tingkat bawah walau ia juga menjadi anggota DPR.

Turunnya survei bahwa PKS akan rontok dalam pemilu bisa jadi survei yang dilakukan oleh lembaga survei, data dan sample yang dimintai pendapat adalah masa-masa mengambang dan bukan simpatisan dan kader PKS sehingga hasil yang diperoleh mengecoh. Ketika data yang disajikan bahwa PKS akan rontok membuat partai lainnya memandang sebelah mata kepada calo yang diusung PKS. Namun partai lain tidak mengira bahwa data yang ada soal PKS adalah mengecoh sehingga partai lain pun terkecoh.

Meski ada petinggi PKS melakukan tindak korupsi namun hal itu diimbangi dengan kinerja yang bagus oleh kader PKS yang berada di DPR dan kerja-kerja sosial lainnya di masyarakat. Kinerja kader PKS di DPR selama ini harus diakui baik, terbukti meski menjadi anggota koalisi partai pendukung pemerintah namun Fraksi PKS di DPR tetap kritis. Ketika banyak anggota DPR terbelit masalah hambalang dan kasus simulator SIM, kader PKS tak ada yang disebut-sebut ikut terlibat.

Kedua, kemenangan PKS ini juga maraknya belitan korupsi di banyak partai sehingga ada kesimpulan di masyarakat bahwa semua partai melakukan korupsi. Padangan yang demikian membuat kader dan simpatisan tak malu ketika head to head atau man to man dengan partai lainnya. Ketika disindir soal korupsi, bisa jadi kader PKS akan mengatakan, “Di partaimu kan juga.” Ketika korupsi dilakukan oleh banyak anggota partai maka tak heran bila calon yang diusung partai-partai besar pun tak mampu memenangi pilkada. Lihat saja calon yang diusung partai sebesar Golkar, Demokrat, dan PDIP, di Pilkada Jawa Barat tak mampu memenangi padahal dilihat dari segi infrastruktur dan dana bisa jadi mereka mempunyai kelebihan dibanding dengan PKS.

Ketiga, kemenangan PKS di Pilkada Jawa Barat dan Sumatera Utara harus diakui karena bagusnya kader PKS yang menjadi incumbent atau plt dalam memimpin dan membangun daerahnya. Hal demikian menjadi modal paling utama untuk memenangi Pilkada. Prestasi ini oleh PKS kembali didukung dan dikembangkan suaranya sehingga PKS tidak terlalu berat dalam upaya memenangkan pilkada.

Langkah-langkah pembangunan yang dilakukan oleh gubernur atau plt dari kader PKS tidak pernah menimbulkan kontroversi di masyarakat. Lain halnya dengan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo yang menimbulkan ucapan kontroversial ketika menjelekan kesenian jaran kepang, salah satu kesenian kebanggaan masyarakat Banyumas. Akibat ucapannya itu masyarakat di Banyumas dan sekitarnya serta Dewan Kesenian Jawa Tengah memprotes apa yang dikatakan oleh Bibit Waluyo. Di sinilah bisa menjadi pemicu keengganan untuk memilih dia lagi.

Kekalahan partai lain dalam Pilkada di Sumatera Utara dan Jawa Barat bisa jadi disebabkan calon-calon yang diusungnya adalah calon yang dianggap ‘asing’ oleh masyarakat sehingga masyarakat pun tidak mau membeli kucing dalam karung. Calon-calon dari partai lain bisa jadi didatangkan dari Jakarta atau calon yang memiliki pendukung dan loyalis yang sifatnya terbatas. Sedang PKS adalah mengusung calon-calon yang sudah dikenal dan akrab di masyarakat setempat.

Dukungan PKS kepada incumbent yang juga kader PKS ini menunjukan komunikasi keduanya terjalin hubungan yang baik. PKS tidak kutu loncat dalam mengusung calonnya. Lain hal dengan PDIP misalnya. Dalam Pilkada Jawa Tengah dan Bali, 2008, ia mengusung calon yang bernama A, namun dalam Pilkada 2013 mereka mengusung calon bernama B. Ini menunjukan ada problem di kalangan mereka sendiri sehingga mengakibatkan terjadinya fraksi-fraksi. Fraksi-fraksi yang terjadi inilah yang mengakibatkan suaranya menjadi tidak bulat. Dalam Pilkada Jawa Tengah akan membahayakan PDIP ketika mereka tidak mengusung Rustriningsih padahal mantan Bupati Kebumen dan Wakil Gubenur Jawa Tengah itu kader tulen PDIP dan memiliki elektabilitas yang tinggi.

Kemenangan PKS di Jawa Barat dan Sumatera ini menunjukan bangkitnya kembali PKS dari isu-isu korupsi yang membelitnya. Bila PKS mampu belajar dari kemenangan di kedua provinsi itu maka kemenangan-kemenangan selanjutnya akan bisa diraihnya. Dengan kemenangan PKS di Jawa Barat dan Sumatera akan menjadi bola salju yang semakin lama semakin besar. Apa rahasia kemenangan PKS? Disebabkan oleh solidnya kader, prestasi incumbent, dan adanya keinginan dari kader di bawah akan perubahan. Kemenangan Jokowi di Pilkada Jakarta karena banyak kader PKS yang memilih Jokowi karena adanya keinginan perubahan. Ahmad Heryawan dan Gatot Pujo Nugroho solid dipilih kader PKS karena mereka dirasa mampu membawa perubahan di Jawa Barat dan Sumatera Utara.

Ardi Winangun
http://politik.kompasiana.com/2013/03/28/bola-salju-pks-541053.html
Pin BB: 27C1A2D5
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Humas PKS Lotim
Copyright © 2011. PKS Gumi Selaparang | Lombok Timur - NTB - All Rights Reserved
Template Created by Mas Template
Proudly powered by Blogger