PKS
Akhir-akhir ini Partai Keadilan
Sejahtera sering mendapat cobaan, berbagai fitnah dilontarkan, tuduhan berzina,
tuduhan korupsi, dan sebagainya. Tuduhan-tuduhan yang ingin menjatuhkan partai
ini, menghancurkan partai, merusak tali persaudaraan para kader partai keadilan
sejahtera, menanamkan rasa pesimis dan kecewa kepada para asatidz partai ini.
Mereka melakukan konspirasi dengan segala cara dan teknik sehingga partai ini
benar-benar hancur dan para kadernya akan menjadi malu kepada masyarakat
apabila bertemu. Cara yang mereka lakukan sangat beragam, mulai dari
menggunakan kekuasaan untuk menangkap Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera
Luthfi Hasan Ishak dengan kasus suap impor dan perempuan gelap, kemudian mereka
juga ingin menghancurkan pks melalui media-media yang mereka punya sehingga
setiap berita televisi, majalah dan koran adalah kasus suap impor mantan
presiden pks.
Saudaraku seiman yang dirahmati
allah, sungguh ini semua adalah cobaan dan tantangan yang allah berikan kepada
kita jamaah ini sebagai bukti kecintaan dan kesayangannya kepada kita sebagai
hambanya yang sedang menunaikan tugasnya. Saudaraku, saya juga ingin mengatakan
bahwa kita hanyalah manusia biasa yang tak pernah luput dari dosa, kita manusia
lemah yang selalu mengharapkan bantuannya. Oleh karena itu, kita harus
merelakan diri kita untuk diuji oleh allah, dicoba oleh allah karena kita ini
bukan rasul. Cobaan yang hari ini kita rasakan masih sangat kecil, belum
seberapa bandingan dengan mereka rasul yang Ulul Azmi. Mereka rasul ulul azmi saja diuji oleh allah
dengan cobaan yang lebih berat daripada yang kita rasakan saat ini. Ada
sebagian rasul itu diuji dengan dibakar dalam api yang sangat menyala seperti
nabi Ibrahim As, ada yang diusir dari rumah sehingga menjadi buronan Nabi Musa,
ada yang ingin dibunuh sehingga melarikan diri kedalam gua seperti Nabi Isa As,
ada juga ujian seperti Nabi Nuh As, dan ada juga ujian yang lebih berat seperti
Nabi Muhammad Saw.
Hari ini kita harus menyadarkan
diri kita bahwa kita adalah jamaah dakwah yang tidak akan pernah luput dari
cobaan dan tantangan untuk memperjuangkan kalimah la ilaha illallah, karena
bukan dakwah namanya kalau tidak ada orang yang menghambat perjalanan para
da’inya. Saya berharap bahwa masalah hari ini yang menimpa jamaah, kita jadikan
sebagai sebuah semangat atau tekad untuk memperkuat barisan kita dalam jamaah
ini dan semakin memperkokoh akidah keyakinan kita kepada allah. Sebab
sejahat-jahat makar yang mereka buat hari ini untuk kita, jauh lebih baik makar
yang allah buat untuk mereka. Akan tetapi, untuk menenangkan hati kita saat
ini, ada baiknya kita membaca kembali, mengingat kembali sirah nabawiyah yang
telah kita pelajari yaitu tentang Perang Ahzab (perang khandak). Kenapa mesti
perang khandak? Karena peristiwa ini hampir seimbang dengan yang kita rasakan
hari ini, walaupun ruang kondisi dan situasinya berbeda, namun misi yang kita
emban dan cobaan yang kita rasakan hampir sama. Namun kita mempunyai kelebihan
yang besar yang kita miliki daripada sahabat, dimana kita berjuang tanpa
seorang rasul, dan para sahabat berperang dan berjuang dengan bersama rasul.
Perang Khandak (ahzab)
Perang khandak adalah salah satu
perang yang diikuti oleh rasul dan para sahabat, terjadi pada Bulan April Tahun
627 Masehi (Dzulqa’dah 5 H). Perang ini adalah perang yang paling sulit sekali
bagi kaum muslimin, perang yang membuat hati umat islam sudah mulai tidak tenang,
perang yang membuat pikiran, perasaan menjadi pusing 7 keiling dan perang yang
membuat nafas kaum muslimin menjadi sesak. Kondisi kota madinah pada saat itu
dan kaum muslimin sangat mengkhawatirkan, dimana pada waktu itu terjadi musim
dingin yang berkepanjangan, kemudian terjadi gagal panen kurma, krisis pangan,
kelaparan melanda kaum muslimin, banyaknya rangkaian perang yang melelahkan,
dan peralatan yang kurang memadai. Begitu banyak permasalahan internal yang
dirasakan oleh kaum muslimin saat itu, belum lagi banyaknya musuh yang akan
dihadapi. Sedangkan musuh-musuh yang akan mereka hadapi mempunyai perlengkapan
persediaan pangan yang mencukupi dan musuh-musuh mereka terdiri dari pasukan
bani Ghathafan dan koalisi suku-suku arab badui yang berjumlah sekitar 6000-an
orang, pasukan Musyrikin Makkah yang berjumlah sekitar 4000-an orang dan Yahudi
Bani Quraizhah yang berkhianat.
Singkat cerita, setelah nabi
mendapatkan informasi dari intelijennya abbas bin abdul muthalib bahwa pasukan
musyrikin mekkah segera berangkat ke madinah. Nabi Muhammad langsung mengadakan
musyawarah dengan para sahabatnya, akhirnya perang dilakukan secara depensif
tidak opensif yaitu menggali parit yang diusulkan oleh sahabat salman
al-farisi. Sebab perang ini ada 3 golongan yang akan menyerang kaum muslimin,
dua musuh dari luar dan satu musuh dari dalam, yang jumlah pasukannya jauh
melebihi pasukan muslimin yaitu 700 prajurit muslimin dibanding 10000-an lebih
musuh yang akan menghadang. Dalam peristiwa penggalian parit ini, rasa lapar
terus menghampiri para sahabat, musim dingin yang begitu menyakitkan bagaikan
jarum menusuk tulang-tulang rusuk prajurit kaum muslimin apabila dimalam hari.
Namun mereka tetap bersabar dan istiqamah bersama nabi. Pada waktu penggalian
parit ini kesolidan para sahabt uji, keimanan dan keistiqamahan mereka
dipertaruhkan, namun diantara mereka ada yang bertahan dan ada yang tidak
bertahan. Apalagi rasa lapar yang melanda perut para prajurit, sampai-sampai
para sahabat dalam riwayat disebutkan 3 hari dalam penggalian parit tidak makan
sedikitpun, mereka bertanya dan mereka sampaikan keluhannya kepada nabi. Lalu
nabi menjawab, “Wahai sahabatku, jika kalian merasa lapar, ganjallah perut
kalian dengan batu.” Kemudian mereka mengikuti perintah rasul untuk mengambil
batu dan langsung mereka ikat keperutnya. Ukuran batu menjadi indikator rasa
lapar, dan rasa lapar tersebut menjadi musuh tersendiri bagi kaum muslimin saat
itu. Bisa dibayangkan bagaimana Nabi Muhammad saw. dan para sahabat menguras
tenaga mereka, ibarat, “Membanting tulang dan memeras keringa” ditambah stok
makanan mereka tidak ada. Bibir mereka pecah-pecah karena sangat jarang
dilewati oleh air minum sehingga mengalami dehidrasi berat. Dinginnya udara
pada malam hari membuat para sahabat hanya memakan dedaunan karena sangat lapar
tetapi tidak ada makanan.
Lalu bagaimana dengan kondisi
dakwah yang kita rasakan hari ini akhi? Ternyata cobaan yang kita rasakan hari
ini dibanding dengan masa rasul masih kecil dan masih jauh perbedaannya. Cobaan
ini masih menimpa seorang kiyadah kita, belum semua kita terkena musibah atau
cobaan. Dan kita lihat kembali bahwa kemenangan para sahabat dalam perang
khandak adalah disebabkan kesolidan ukhuwah mereka, keimanan kepada allah,
kesabaran yang kuat dan keistiqamahan dalam berjamaah. Inilah yang menjadi
kunci kesuksesan para sahabat dalam setiap perang yang mereka ikuti dan
laksanakan bersama rasul dan khulafaurrasyidin.
Biarkan hari ini mereka
menghalangi jalan kita, menghambat dakwah kita, membuang dan membunuh kita,
namun mereka tidak akan bisa menghentikan kalimah allah. Dalam hal ini ikhwa
kita tidak boleh tergesa-gesa dalam menyebarkan dakwah, kita tidak boleh
secepatnya ingin melihat dan menikmati hasil dakwah yang kita lakukan, yang
terpenting bagi kita dan jamaah ini adalah aktivitas-aktivitas dakwah kita
tidak boleh berhenti, kesolidan kita tidak boleh berkurang, kita harus menambah
dan memompa semangat kita untuk terus berdakwah, insya allah
kemenangan-kemenangan itu akan kita raih dengan secepatnya. Saya hanya ingin
mengatakan bahwa saat ini Allah benar-benar ingin melihat semangat dakwah kita
dan menguji keimanan kita apakah kita masih cinta kepadanya. Kita hari ini
masih sangat beruntung bahwa allah masih mengingat dan cinta kepada kita,
bahkan kita sangat khawatir apabila allah lupa dan tidak mau lagi menguji kita.
Biarkan media-media sosial dan elektronik gencar menyebarkan fitnah tentang PKS
keseluruh Indonesia dengan tujuan supaya masyarakat tahu, namun itu semua tidak
akan ada artinya sebab Allah lah yang berkuasa dan berkehendak atas setiap
sesuatu itu akan terjadi.
Istana Republik Indonesia
Ada kisah menarik yang terjadi
dalam penggalian parit pada Perang Khandak. Kisah itu tentang 3 Istana yang
besar, megah dan meriah yaitu Istana Romawi yang berwarna kemerahan, Istana
Persia yang berwarna putih dan Kota Shan’a di Yaman yang begitu indah dimana
dalam sejarah telah ditaklukkan oleh kaum muslimin. Hal ini sejalan dengan apa
yang disampaikan oleh Rasulullah saw. kepada para sahabat pada masa perang
khandak dengan apa yang disampaikan oleh Ustadz Muhammad Anis Matta kepada para
kader dan simpatisan PKS ketika beliau diangkat menjadi presiden PKS, dengan
mengatakan antara jarak sumur dan istana sangat dekat. Adapun tujuan Rasulullah
mengatakan hal itu untuk mengajarkan para sahabatnya agar memiliki obsesi yang
jauh lebih besar dalam meraih peradaban. Bukankah Persia, Romawi dan Yaman
adalah tiga negara adidaya saat itu. Dimana jika dibandingkan dengan posisi
kaum muslimin belum sepadan apalagi diatas mereka semua, namun itulah obsesi
besar yang dimunculkan Rasulullah saat itu, ketika para sahabat merasakan
ketakutan melawan pasukan ahzab yang berkelas. Begitu juga dengan kondisi
dakwah yang kita rasakan saat ini, kita tidak mempunyai media, kekuasaan belum
kita pegang, lembaga-lembaga yudikatif belum dikuasai, namun Ustadz Anis ingin
mengajarkan kepada kita bahwa Istana Republik Indonesia sangat cepat dan akan
mudah kita mendudukinya.
Kisah itu bermula dari penggalian
parit dalam perang khandak hampir selesai dan para sahabat mencium kedatangan
pasukan musuh. Aroma keangkuhan pasukan ahzab sudah tercium oleh para sahabat.
Akan tetapi, tiba-tiba muncul masalah teknis, yaitu ada satu regu penggali
parit yang kesulitan menyelesaikan pekerjaannya. Mereka menemukan ada sebongkah
batu yang sangat besar dan keras yang sangat sulit untuk dipecahkan. Hampir
semua seluruh sahabat yang berada pada regu ini mencoba untuk memecahkan batu
itu, namun tidak berhasil juga. Sehingga salah seorang sahabat mengadukan perihal
batu yang satu ini belum terpecahkan. Para sahabat merasa khawatir dan panik,
sebab dari batu ini bisa menjadi celah masuk ke kota madinah oleh pasukan
musuh. Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitabnya, Nabi Muhammad saw. mengatakan,
“Biarkan aku yang turun.” Kemudian beliau mendatangi tempat tersebut, Nabi saw
segera mengambil martil sambil mengucapkan takbir, “Allahu Akbar.” Dengan
ayunan tangan yang keras maka pukulan pertama, beliau menghancurkan satu bagian
dari batu. Para sahabat melihat ada percikan api yang tinggi akibat kerasnya
pukulan Rasulullah, para sahabat terkejut dan terheran-heran sambil bertakbir.
Kemudian Rasulullah saw. mengatakan, “Allahu Akbar !!!, kunci-kunci syam telah
diberikan padaku. Demi Allah aku tengah melihat istana-istananya yang berwarna
kemerahan.”
Pada pukulan yang kedua, para
sahabat menyaksikan pemandangan yang sama, yaitu percikan api yang tinggi
akibat pukulan Rasulullah. Para sahabat kembali bertakbir, kemudian Rasulullah
mengatakan, “Allahu Akbar !!! kunci-kunci persia telah diberikan kepadaku. Demi
Allah aku tengah melihat istana-istana kota berwarna putih.” Pada pukulan
ketiga atau yang terakhir Nabi saw. pada akhirnya membuat batu besar itu
menjadi pasir yang berserakan, diiringi percikan api. Kemudian Rasulullah mengatakan,
“Allahu Akbar !!! kunci-kunci Yaman telah diberikan pula kepadaku. Demi Allah
kini aku telah melihat pintu-pintu kota Shan’a dari tempatku ini.” Dengan
demikian, hilanglah sudah batu besar yang menghalangi penggalian parit
tersebut.
Hanya ada 3 partai besar yang
akan kita hadapi dalam pemilu 2014 nanti, insya allah kita memenangkan dakwah
ini. Tidak ada jalan lain, tidak ada jalan keluar untuk kita saat ini dalam
menghadapi cobaan dan tantangan yang kita rasakan hari ini saudaraku, kecuali
hanya bersabar dan selalu meminta pertolongan pada Allah. Mari kita tingkatkan
ukhuwah kita, keimanan kita dan kesabaran kita dalam membela agama Allah.
Firman Allah dalam surah Muhammad ayat 7:
Hai orang-orang mukmin, jika kamu
menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
Mangaraja Halongonan Hrp, S.PdI (Sang Dhaif) | Kompasiana
Sumber: http://politik.kompasiana.com/2013/05/08/pks-perang-khandak-dan-istana-republik-indonesia-558598.html
0 komentar:
Posting Komentar