Lalu Pahrurrozi
@Ojhie
Assalamualaikum. Pada kesempatan
siang ini saya ingin berbagi hasil analisa survei LSI tentang Pilkada NTB
1. Menurut hasil survei LSI per
akhir April, elektabilitas kandidat masing2, TGB-Amin 41.6%, Zul Ikhsan 16,7%,
Harum 11.4%, dan SJP 1,2%.
2. Undecided voters terbaca
29.1%. Sementara swing voters antar kandidat variatif. Dari survey lain, angka
swing votersnya capai kisaran 40%.
3. Angka-angka popularitas
TGB-Amin disebutkan pada kisaran 90%. Angka yang wajar bagi incumbent dengan mobilisasi
alat peraga yang massif.
4. Jadi, dari 29,1% undecided
voters, terdapat 20% voters yang sebenarnya sudah mengenal TGB-Amin, namun
tidak memilihnya.
5. Kendala bagi kandidat lain,
jika merujuk pada hasil survey, karena tingkat popularitas calon lain masih
lebih rendah dari TGB-Amin.
6. Dalam survei juga terekam,
pengaruh TV sebagai media informasi
politik NTB sangat tinggi, jauh lebih efektif dibanding yang lainnya.
7. Hipotesa saya, pembatalan debat
@Metro_TV kemarin, lebih karena pengaruh TV dalam mobilisasi suara, menaikkan popular
vote bagi setiap kandidat.
8. Jadi, ada pihak yang
berkepentingan, agar popularitas kandidat cagub NTB tidak terdongkrak. Jadi
pihak ini intervensi Penyelenggara Pemilu.
9. Jika debat itu berlangsung,
maka saya meyakini dengan 29.1% undecided, 70% di antaranya kemungkinan besar
akan memilih 3 kandidat lainnya.
10. Jadi debat ini harus
dibatalkan, demi kemaslahatan pihak2 tertentu. Parahnya, penyelenggara pemilu
terjebak dalam permainan itu.
11. Penyelenggara pemilu,
mengajukan argumen yang mengada-ada, tida logis. Dan hanya satu penjelasan atas
irasionalitas penyelenggara pemilu.
12. Hanya satu penjelasan atas
irasionalitas, yaitu tekanan yang sangat kuat kepada institusi itu oleh
kekuatan yang lebih besar.
13. Dan pengakuan akan tekanan
itu, saya peroleh langsung dari 3 sumber yang berbeda, dan kesempatan yang
berbeda. Infonya valid.
14. Saya ingin kembali pada
#analisaLSI tadi. Bagi saya, survei bisa dibaca dengan dua tujuan. Pertama,
sebagai alat propaganda kandidat tertentu.
15. Yang kedua, survei bisa menjadi termometer politik untuk mengukur
pergerakan suara setiap kandidat dan melacak basis dukungannya.
16. Sebagai alat propaganda,
survei LSI ini berkepentingan menjerat 29.1% undecided voters dan meyakinkan
40% swing voters nya.
17. Sebagai alat propaganda,
kejujuran metodologi tidak lagi menjadi pertimbangan utama. Klaim 1 putaran itu
hanya provokasi bagi pemilih.
18. Sebagai alat propaganda,
kebenaran menjadi tidak penting, tujuan menghipnotis pemilih itu yang lebih
utama #analisaLSI.
19. Contoh adalah Pilkada Jabar
dan DKI yang kemarin, LSI juga menyatakan Foke menang 1 putaran, Dede juga
menangkan Jabar. Tapi salah prediksi.
20. Jadi, sejauh mana akurasi
prediksi LSI tentang SJP Johan, 1,2% pada Pilkada NTB kali ini?
21. Mari kita hitung, dengan
jumlah pemilih 3,4 juta pemilih, prediksi partisipasi 70% itu setara 2,4 juta.
Maka 1,2% itu setara 29 ribu suara.
22. Jika mengacu pada petolehan
suara Pemilu 2009 maka kedua pasangan ini, SJP Johan ini mengumpulkan dukungan
pemikih sebesar hampir 24 ribu.
23. Artinya, cukup debgan tidur
saja, pasca penetapan SJP Johan sebagai calon PKS, maka mereka sudah memperoleh
dukungan 1% pemilih.
24. Dukungan itu pun hanya
diperoleh dari Bima dan Sumbawa. Semua potensi dukungannya dari pulau lombok
diabaikan.
25. Jadi, survey LSI ini
munculkan kejanggalan, karena angka dukungan 1,2% itu setara dengan dukungan
hanya di Bima Sumbawa.
26. Dengan memperhatikan margin
error survei, LSI mencoba mengolok-olok SJP Johan, seakan-akan calon ini
dukungannya 0.0%.
27. Pertanyaannya, mengapa ada prooaganda
kepada pasangan survei jelang pencoblosan?
28. Pertama, propaganda
dibutuhkan untuk memobilisasi suara dari undecided voters, ke kandidat tertentu
agar dukungannya semakin menguat.
29. Kedua, propaganda menjadi
alas bagi taktik-taktik politik selanjutnya.
30. Ketiga, bilkhusus dengan memberikan
angka 1,2%, angka yang dipasang untuk menjatuhkan moral bagi relawan militan di
lapangan.
31. Moral ini perlu dijatuhkan,
agar relawan menjadi lengah dan taktik-taktik politik selanjutnya bisa
dilancarkan.
32. Adapun saat survei menjadi
termometer politik, maka angka-angkanya terasa wajar. Tidak tampak manipulatif.
33. Saya menerima beberapa survei
dari tim lain. Saya juga pernah melakukan survei 3 kali. Dari survei itu, trend
pilkada 2 putaran menguat.
34. Tapi politik ini serba
mungkin, dalam riset terakhir, 40% pemilih menyatakan akan memastikan
dukungannya pada 3 hari terakhir.
35. Pada 3 hari terakhir ini,
akan banyak operasi politik untuk mengamankan suara dan menarik dukungan.
36. Apakah propaganda ini sukses?
Kita akan lihat pada 13 Mei nanti. Selamat memilih.
0 komentar:
Posting Komentar