Farid Nu'man Hasan
Ayyahul ikhwah.…
dakwatuna.com - Apa yang kalian
rasakan hari-hari belakangan ini? Pada diri kalian dan juga dakwah yang kalian
bangun? Jangan katakan ini hal biasa, sebab dakwah adalah pekerjaan luar biasa,
dan para du’at juga merupakan golongan manusia luar biasa, maka guncangannya
pun juga bukan hal yang biasa-biasa saja! Untuk apa? Surga! Karena surga itu
mahal dan sangat indah! Maka, medan yang mesti kalian tempuh, halang rintang
yang menghadang, serta musuh yang mesti kalian kalahkan, juga bukan yang
biasa-biasa saja; mereka begitu banyak, ganas, buas, kuat, dan tidak pernah
lelah. Namun, setelah itu justru pertolongan Allah Jalla wa ‘Ala begitu dekat.
Semua tipu daya mereka dan kekuatannya bukanlah apa-apa bagi Allah yang Maha
Gagah dan Maha Perkasa (Qawwiyun ‘Aziz).
Sungguh, kalian bukan orang
pertama yang merasakannya … maka tersenyumlah dan berbahagialah, sebab kumpulan
orang-orang mulia dan besar telah menanti kalian untuk bersatu dalam barisan
mereka. Bukankah ini sebuah kemuliaan bagi kalian?
Perhatikanlah ketika Rabb kalian
telah menceritakan ………
أَمْ حَسِبْتُمْ
أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا
مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ
وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ
اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ
اللَّهِ قَرِيبٌ
Apakah kamu mengira bahwa kamu
akan masuk surga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya
orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga
berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya
pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.
(Al-Baqarah: 214)
Ayyulah ikhwah….!
Sungguh hari yang dijanjikan-Nya
telah datang …, hari di mana kalian sendiri dan sedikit manusia yang mau
mengerti kalian dan menjadi pembela kalian. Sungguh Islam yang kalian bawa
membuat kalian menjadi ghurabaa (orang asing, yang tersisihkan) , bahkan di
hadapan umat sendiri. Di segala arah dan penjuru, berbagai entitas dan kekuatan
tengah menghadang laju, dan melumpuhkan gerak kalian. Segenap bentuk fitnah,
dusta, kebencian, dendam, dan amarah bersekutu menjadi satu, dengan tujuan yang
sama; lenyapnya kalian.
Namun percayalah, kalian tidak
akan lenyap dengan izin Allah, justru peristiwa itu menambah iman dan
ketundukan kalian kepada Allah Jalla wa ‘Ala.
Bacalah firman-Nya ini:
وَلَمَّا رَأَى
الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا
وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ
اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا
إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا
Dan tatkala orang-orang mukmin
melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: “Inilah yang
dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. dan benarlah Allah dan Rasul-Nya.
dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan
ketundukan. (Al-Ahzab: 22)
Ayyulah ikhwah…
Inilah zaman itu .., inilah
masanya … zaman dan masa di mana yang dusta dipercaya, yang benar didustakan,
pengkhianat diberi amanah, dan yang amanah malah dikhianati.
Dari Abu Hurairah Radhiallahu
‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alahi wa Sallam bersabda:
سَيَأْتِي عَلَى
النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ
فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ
فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ
وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ
فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
“Akan datang kepada manusia
tahun-tahun penuh kedustaan, saat itu pendusta dipercaya, sedangkan orang benar
justru didustakan, pengkhianat diberikan amanah, orang yang amanah justru
dikhianati, dan saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya: “Apakah
Ruwaibidhah itu?” Beliau bersabda: “Seorang laki-laki yang bodoh namun dia
membicarakan urusan orang banyak.” (HR. Ibnu Majah No. 4036, Ahmad No. 7912,
Al-Bazzar No. 2740 , Ath-Thabarani dalam Musnad Asy-Syamiyyin No. 47, Al-Hakim
dalam Al-Mustadrak ‘Alash Shahihain No. 8439, dengan lafaz: “Ar Rajulut Taafih
yatakallamu fi Amril ‘aammah – Seorang laki-laki bodoh yang membicarakan urusan
orang banyak.” Imam Al-Hakim mengatakan: “Isnadnya shahih tapi Bukhari dan
Muslim tidak meriwayatkannya.” Imam Adz-Dzahabi juga menshahihkan dalam
At-Talkhis-nya)
Inilah zaman itu … zaman di mana
manusia selalu membicarakan dan menyampaikan apa yang didengarnya, tak peduli
benar atau salah, fakta atau dusta, … dan perilaku itu cukuplah disebut sebagai
pendusta. Dengarkanlah nasihat dari lisan yang paling mulia …
كفى بالمرء
كذبا أن يحدث بكل
ما سمع
Cukuplah seseorang disebut
berdusta jika selalu menceritakan apa-apa yang didengarkannya. (HR. Muslim No.
5)
Duh .. media dan wartawan, pernahkah
engkau membaca hadits ini?
Wahai ikhwah…
Apa yang kalian sedihkan? Apa
yang kalian keluhkan terhadap mereka? Jika kalian tidak memiliki media, TV,
koran, majalah, dan berita online, untuk melawan gelombang kekejian ahlul
fitnah, maka kalian masih memiliki iman untuk bisa membedakan mana kebohongan
dan mana kejujuran, mana kebenaran dan mana kebatilan. Kalian masih memiliki
ukhuwah yang menjadi benteng kokoh untuk menghadang mereka. Kalian masih
memiliki banyak ladang amal shalih untuk menggapai khairun naas anfa’hum lin
naas….
Katakan kepada mereka, “Turunkan
semua media yang kalian punya, panggilah investor-investor kalian, dan
gelontorkan semua dana yang kalian miliki untuk tujuan kalian itu ……….., tetapi
itu semua kecil dan bukan apa-apa bagi kami -Insya Allah, sebab kami terbiasa
berjuang dalam keadaan sudah dan kekurangan, walaupun untuk menghadapi lawan
dan pendengki yang lebih besar dari kalian …, sebab kami selalu bersandar
kepada Allah Yang Maha Besar!”
Ikhwah … hari ini, kalian begitu berharga ….
Di saat kalian tidur, makan,
shalat, tilawah, menghadiri halaqah-halaqah tarbawiyah dan ta’limiyah dan
sebagainya … justru mereka sibuk mencari-cari kesalahan kalian, mereka lelah,
sakit, takut, dan sempit dada, karena menghabiskan waktu dengan tujuan
menjatuhkan kalian … perhatian mereka yang begitu besar untuk melukai kalian
adalah bukti betapa besar perhatian mereka terhadap kalian. Bukankah ini juga
sebuah kemuliaan? Kalian begitu berharga bagi mereka sehingga mereka tidak mau
kehilangan momen untuk menjatuhkan kalian, dari dekat atau jauh. Kalian sakit
dan lelah? Mereka juga merasakannya! Maka, jangan lemah ketika menghadapi
mereka, karena kalian masih mending sebab masih ada Allah Taala menjadi tumpuan
harapan ….
Allah Taala menasihati kita semua
…
وَلَا تَهِنُوا
فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ
فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ وَتَرْجُونَ
مِنَ اللَّهِ مَا لَا
يَرْجُونَ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا
حَكِيمًا
Janganlah kamu berhati lemah
dalam mengejar mereka (musuhmu). jika kamu menderita kesakitan, Maka
Sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu
menderitanya, sedang kamu mengharap kepada Allah apa yang tidak mereka
harapkan. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (An-Nisa: 104).
Maka, tetaplah beriman bukan
bermain … teruslah belajar bukan menghajar …. teruslah bekerja untuk manusia
walau dikerjain orang lain … jadilah seperti pohon, walau manusia menimpukinya
dengan batu tapi pohon tersebut membalas mereka dengan buah-buahan segar ..
Jadikanlah Allah Ta’ala sebagai tempat berbagi kalian, sebelum selain-Nya …
Wallahu A’lam wa Lillahil ‘Izzah wa lirasulihi wal mu’minin
*Sumber: dakwatuna
0 komentar:
Posting Komentar