pengumuman

pengumuman
Home » » Inilah Beberapa Opini dan Komentar Pengamat Terhadap Prahara PKS. Masih Igatkah…?

Inilah Beberapa Opini dan Komentar Pengamat Terhadap Prahara PKS. Masih Igatkah…?

Written By Unknown on Sabtu, 18 Mei 2013 | 14.21


Setelah menyaksikan fakta pesidangan dalam kasus kosupsi kuota import daging impor sapi yang disangkakan kepada mantan presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq (LHI), dugaan adanya konspirasi dalam kasus tersebut makin terkuak. Ahmad Fatanah yang memberikan kesaksiannya dengan terang benderang menyatakan bahwa masalah yang dihadapinya saat ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan LHI, apalagi PKS. Ia juga menegaskan bahwa dirinya juga bukan kader PKS, hubungannya dengan LHI hanyalah hubungan pertemanan biasa.

Sebelum persidangan kasus ini dimulai, sejumlah kejanggalan dalam penanganan kasus ini semakin menguatkan dugaan konspirasi pada kasus kuota import daging sapi ini. Komentar dan tanggapan pun tidak hanya dari internal PKS, tapi juga dari para pengamat, dan tokoh profesional di bidang hukum. Dan untuk mengingatkan kembali kepada pada pembaca, berikut kami kutipkan penyataan tokoh-tokoh tersebut:

Rinaldi Munir (Dosen ITB)
“Saya menangkap kesan sepertinya drama KPK dengan PKS ini baru akan berakhir setelah Pemilu 2014 (kayaknya lho).” katanya lagi.

La Ode Ida(anggota DPD)
”Terhadap politisi PKS, terkesan KPK dan media sengaja mempermalukan para pelakunya. Sebut saja, mulai dari tertangkapnya Presiden PKS M Luthfi Ishaaq dan pengusaha yang dekat dengan PKS, Ahmad Fatanah, hingga kelanjutannya,”

Margarito (Pakar Hukum Tata Negara) 
“Ini saling sandera, uji-menguji. KPK jangan dijadikan instrumen politik. Kalau ini betul konspirasi betapa tidak bermoralnya bangsa ini,”



Ahmad Yani (Anggota DPR)
“Terlalu sulit bagi saya untuk mengatakan bahwa KPK tidak diskriminatif dalam penanganan kasus korupsi,”

Jimly Ashhiddiqie (Mantan Ketua MK)
“Jangan sampai begitu. Menegakkan keadilan itu kan sebagian juga seni. (Lutfhi) belum diperiksa kok dijadikan sebagai tersangka. Bok ditunggu seminggu kalau memang ada alat bukti. Ini kan soal kecerdikan. Jadi ini penegak hukumnya agak bodoh. Bisa karena bodoh, bisa karena goblok. Ini bukan soal salah benar. Ini soal seni. Dia tidak berseni,”

Rissalwan (Pengamat Sosial Politik Universitas Indonesia)
“Kalau mungkin ada pemikiran ini drama penghancuran, saya justru melihat ini potensi sangat besar, titik balik bagi PKS untuk menang di 2014, karena ini adalah tahun politik semua akan menjadi perhatian publik. Bayangkan kalau LHI tidak terbukti, ini justru akan menjadi muatan kampanye yang sangat baik bagi PKS.”

Karni Ilyas (Presenter ILC=Indonesia Lawyer Club)
Sejumlah pengamat juga mempertanyakan predicate crime dari TPPU yang diterapkan kepada LHI. Di antaranya adalah yang ditanyakan Karni Ilyas berkali-kali dalam acara Indonesia Lawyer Club di TvOne. Namun, Johan Budi hanya menjawab dengan jawaban mengambang, “Kita buktikan di pengadilan”

Yusril Ihza Mahendra (Mantan Menteri Sekretaris Negara)
Rezim dzalim dan begundal-begundalnya pandai mainkan sentimen publik untuk pojokkan lawan-lawan politiknya. Dulu tuduh PKI, kini tuduh korupsi. Untuk membenarkan tuduhannya, uang juga bermain bayar sana-sini, termasuk penggalangan opini besar-besaran untuk sesatkan orang awam, Saya ingin ingatkan awam agar hati-hati dengan jualan anti korupsi sekarang ini. Bisa-bisa maling teriak maling.”

Prof. Teuku Nasrullah (Pakar Hukum Acara Pidana)
“Jangan gunakan hukum sebagai alat politik”


So… Bagaimana harusnya opini kita ketika Fatonah sudah angkat suara yang sebenarnya? #BebaskanLHI
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Humas PKS Lotim
Copyright © 2011. PKS Gumi Selaparang | Lombok Timur - NTB - All Rights Reserved
Template Created by Mas Template
Proudly powered by Blogger