Kak
Adi (SJP) di mata kami sebagai keluarga besar merupakan sosok pengayom yang
tidak hanya membanggakan, tapi juga mampu mengangkat harkat dan martabat
keluarga besar kami. Secara khusus sebagai adik, saya kenal betul sosok Kak
Adi, karena hampir dalam seluruh fase kehidupan saya Kak Adi selalu hadir
sebagai sosok seorang kakak yang sangat dekat dengan saya dan adik-adik saya. Sosok
sholeh, sederhana, optimis, kreatif, tegar, dan sangat peduli adalah sifat utama yang saya lihat dalam diri
Kak Adi.
Untuk
urusan kesederhanaan dan ketegaran saya masih ingat betul saat meminta sepatu baru sama bapak gara-gara
sepatu lama saya sudah lusuh, karena tidak ada uang bapak memotivasi saya untuk
bersabar sambil merujuk ke sepatu yang dipakai kak Adi saat sekolah di SMA 1
Mataram yang jebol sampai jari jari kakinya menyembul (sepatunya kurang lbih
jadi mirip sandal Naruto J).
Sejak
saya kecil Kak Adi merupakan sosok yang selalu mampu menghadirkan kegembiraan dan
keceriaan, apakah karena kreatifitasnya membuatkan mainan bagi kami atau
sekedar oleh oleh kecilnya dari mataram (SMA dan kuliah Kak Adi di Mataram). Memang
tidak banyak waktu kebersamaan antara saya dengan Kak Adi karena Kak Adi sejak
lulus SMP sudah tinggal di rumah paman di mataram, namun demikian kehadirannya
saat pulang kampung selalu kami nanti nantikan karena sebagai kakak, Kak Adi
tau betul apa yang anak anak kecil seperti kami waktu itu anggap sebagai hal
yang “SERU”.
Kak Adi adalah tukang cukur pribadi saya sampai
menginjak kelas 6 SD, Kak Adi jugalah yang mampu membuat saya berpuasa ramadhan
sebulan penuh saat dikelas 1 SD. Karena tidak hanya diiming-imingi hadiah buku
tulis bergambar kartun anak sholeh (waktu itu buku buku anak SD kebanyakan bergambar
penyanyi dangdut sehingga buku tulis kartun anak sholeh dengan doa sehari hari
terlihat unik sendiri di kelas saya), namun juga disupport dan diajak main
begitu lapar datang.
Tidak
hanya sebagai kakak dimasa kecil namun peran Kak Adi justru jauh lebih besar
saat saya dan adik-adik menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Tentu akan
lain ceritanya nasib kami khususnya saya jika Kak Adi tidak berkomitmen penuh menanggung seluruh
biaya kuliah kami, karena bapak sebagai guru SD tentu akan sangat kewalahan
membiayai kuliah kami berempat (saya dan 3 adik saya sepenuhnya dibiayai Kak
Adi) dimana saya dan Epul kuliah di ITS Surabaya, Ari di FH Unram, serta Ida di
Kedokteran Unram.
Tentunya
membutuhkan biaya besar untuk pendidikan kami di bangku kuliah namun dengan
keikhlasan dan sebagai wujud terima kasih terhadap perjuangan Bapak menyekolahkan
Kak Adi dan Kakak yang lain dulunya, akhirnya kami bisa dengan lancar mengikuti
pendidikan, dan Alhamdulillah sampai lulus dan bekerja serta saat menikah pun peran Kak Adi begitu besar.
Namun
diantara seluruh kesan positif saya secara pribadi yang paling membuat saya
bangga adalah bahwa Kak Adi mampu membuat senyum sumringah kebanggaan bapak dan
inak selalu terkembang melihat sosok Kak adi mampu tampil sebagai sosok calon
pemimpin di lingkup NTB.
M. Suwardi Surya Abdi (26 Tahun)
Saat
ini Bekerja di PT. PERTAMINA (Persero)
Tinggal
di Balikpapan Kalimantan Timur
Istri
: Putri Wafa Khalil
Anak
: Mavi Ziyad Marmara (umur 5 bulan)
0 komentar:
Posting Komentar