Beberapa hari ini, inbox FB saya
dipenuhi pertanyaan-pertanyaan seputar skandal LHI dengan seorang siswi SMK,
Darin Mumtazah. TV One pagi tadi menyiarkan skandal ini secara berulang-ulang.
Namun sumbernya, sekali lagi hanya Detik.com. TV nasional ternyata mengandalkan
beritanya dari sebuah portal.
Seperti tulisan-tulisan
sebelumnya, saya semakin yakin kasus LHI adalah spy trap yang dipasang. Sekali
lagi, targetnya bukan memvonis bersalah LHI. Tapi target besarnya adalah:
menegasikan apapun yang berbau Islam, terutama Islam Pergerakan dengan dua isu
sentral: Gratifikasi Seks dan Terorisme.
Hal pertama, untuk gerakan Islam
yang seatle di parlemen dengan jumlah dukungan cukup besar. PKS adalah partai
Islam terbesar, mengalahkan PPP dan diprediksi PKS masuk 3 besar di Pemilu
2014. Terlebih sikap menteri-menteri PKS yang teguh memperjuangkan independensi
pangan. Bukankah Mentan menolak kuota impor sapi? Yang sekarang sang Mentan
dipinggirkan perannya, ketika 3000 ton daging sapi dibuka kembali?
Hal kedua, terorisme digunakan
untuk menjebak aktivis gerakan Islam non parlemen yang bersuara lantang dan
NYATA memperjuangkan pemberlakuan syariat.
Alaa kulli haal, menjawab
pertanyaan seputar sikap kita menghadapi isu Darin Mumtazah. Maka tulisan
Ustadz Abdullah Haidir Riyadh cukup membantu kita:
Ketika saudara kita ter tuduh..
1. Membela kehormatan org yg
belum tentu bersalah tentu lebih baik ketimbang mencelanya. Apalagi jika selama
ini dikenal sebagai orang baik…
2. Mencela dan memojokkan, baik
dengan bahasa lugas atau sindiran, terhadap saudara yg sedang dilanda tuduhan
yang belum terbukti adalah indikasi ‘sakitnya hati’
3. Mana yang lebih dekat dengan
adab Islam, membela penuduh yang belum dikenal kepribadiannya atau membela ter
tuduh yang belum terbukti kesalahannya tapi sudah dikenal kebaikannya?
4. Pesan Nabi Jelas: Penuduh
harus mengajukan bukti, ter tuduh cukup bersumpah jika mengingkari… (HR.
Baihaqi)
5. Sebab kalau semua tuduhan
langsung diterima, orang akan ramai-ramai melakukan tuduhan terhadap harta dan
darah suatu kaum… (HR. Baihaqi)
6. Para ulama mengatakan: Keliru
menghukumi bahwa seseorang tak bersalah, lebih baik dibanding keliru menghukumi
bahwa seseorang bersalah…
7. Aneh aja.. jika mengaku
aktivis Islam dan sering mengusung tema persatuan, namun ketika sesama aktivis
diserbu berbagai tuduhan yang belum terbukti..
8. Alih2 membela, atau berempati
dan mendoakan kebaikan.. Yang ada justru ikut2an memojokkan dengan statement
yang kadang lebih menyakitkan dari masyarakat awam…
9. Baik dari adab Islam, atau
tinjauan moral, sama sekali tidak mengindikasikan ukhuwah yang selama ini
menjadi salah satu yang diusungnya..
10. Ukhuwah bukan sekedar jadi
judul buku atau seminar…
11. Benarlah ungkapan hikmah yg
sering kita dengar… teman yang sejati dapat diketahui saat kita sedang susah…
12. Namun kita tidak perlu
mengemis2 pertolongan dengan orang semacam itu. Sebab, kebenaran itu, dg
sendirinya akan mendatangkan pendukung….
13. Bergembira apabila mendengar
‘kesalahan’ saudara sebagai sebuah amunisi… lebih berbahaya dibanding kesalahan
saudaranya itu sendiri..
14. Sebab yang pertama akan
semakin larut dalam maksiat kebenciannya, dan yang kedua akan semakin sadar dg
kesalahannya dan lebih besar harapan
================
Saya sangat salut dengan sikap
umat Islam, beberapa dari mereka adalah jamaah pengajian yang bukan kader PKS
bukan pula simpatisan. Mereka mampu bersikap lebih bijaksana dalam memilih
kata-kata dan menyikapi keadaan. Dibandingkan dengan para aktivis dakwah yang
katanya mengusung syariah!
Nandang Burhanudin
0 komentar:
Posting Komentar