Mataram - Beberapa hasil survei yang dirilis oleh beberapa lembaga
survei menjelang pemungutan suara Pigub NTB 13 Mei mendatang dinilai sebagai
salah satu alat propaganda serta upaya
menggiring opini publik agar memilih pasangan calon tertentu. Sehingga
diharapkan, masyarakat tidak perlu terpengaruh dengan hasil survei tersebut.
Sekretaris tim pemenangan
pasangan nomor urut 2 SJP-Johan, Lalu Pahrurrozi menjelaskan, pada dasarnya ada dua macam
tujuan dilaksanakannya survei. Yakni, survei yang bertujuan sebagai alat
propaganda untuk menjatuhkan mental pasangan calon tertentu, serta survei yang
memang bertujuan untuk mengetahui kondisi riil yang sebernarnya terkait dengan
keinginan publik.
Namun, Ojie – panggilan akrabnya,
menilai apa yang dilakukan oleh lembaga survei dalam pemilukada NTB tidak lebih
sebagai alat propaganda. “Kalau servei yang untuk mengetahui hasil riil,
cenderung menjadi konsumsi terbatas dari pada sponsornya serta tidak
dipublikasi secara luas,” tandas alumni Universitas Hasanuddin Makasar tersebut
Kamis (9/5).
Dia juga menegaskan, bahwa hasil
survei yang dilakukan oleh tim survei pasangan SJP-Johan unggul dari pasangan
lain. Kendati dia enggan membeberkan hasil survei tersebut. “Kita juga optimis
bisa menang satu putaran.” ungkapnya.
Di tempat yang berbeda, Patompo
Adnan yang juga tim pemenangan pasangan SJP-Johan mengatakan, dalam alam
demokrasi sah-sah saja pasangan calon tertentu menggunakan lembaga survei
sebagai salah satu alat propaganda dalam meraih kemenangan. Namun dia meminta,
agar lembaga survei harus tetap menjunjung etika keilmuan dan objektif.
Dia menilai, hasil survei yang
dirilis akhir-akhir ini tidak lebih dari upaya menakut-nakuti pasangan calon
yang menjadi rivalnya. “Tinggal sekarang psangan calon lawanny amau enggak
ditakut-takuti. Kalau kita tidak akan terpengaru,” tandas Ketua Komisi IV DPRD
NTB ini. [why]
0 komentar:
Posting Komentar