Jakarta - Perbedaan sikap antara
Partai Keadilan Sejahtera dan anggota koalisi parpol pendukung pemerintah yang
tergabung dalam Sekretariat Gabungan terkait rencana kenaikan BBM bersubsidi
terus berlanjut. PKS pun terancam dikeluarkan Sekretariat Gabungan.
Pengamat politik dari Sinergi
Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (SIGMA), Said Salahuddin, mengatakan, jika
PKS didepak dari koalisi Setgab, maka partai dakwah ini akan mereguk kemenangan
besar pada Pemilu 2014 mendatang. Pasalnya, rakyat sudah dipastikan akan
memilih partai yang dinilai dapat menyalurkan aspirasi masyarakat.
"Pemilih akan menaruh hormat
atas ketegasan sikap PKS yang konsisten menolak kenaikan harga BBM bersubsidi
dan siap kehilangan posisi di kabinet demi membela rakyat," kata Said
melalui pesan singkat yang diterima Kompas.com, Rabu (5/6/2013).
Keuntungan lain, kata Said, PKS
bisa sedikit bernapas lega karena masyarakat akan melupakan prahara kasus
korupsi yang tengah menerjang mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq. Tak
menutup kemungkinan, elektabilitas PKS di 2014 akan sedikit terdorong akibat
sikap PKS yang tidak pro terhadap kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Bisa saja begitu. Sepanjang
mereka konsisten pada sikapnya menentang penaikan harga BBM, dan didukung oleh
kasus LHI beserta orang-orang di lingkaran PKS yang tengah diproses KPK cepat
selesai," tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum
Partai Golkar Agung Laksono berharap, Presiden SBY bisa menegakkan disiplin di
internal koalisi. Ia mengatakan, seharusnya tidak boleh ada perbedaan sikap
parpol koalisi ketika sudah menjadi keputusan pemerintah.
"Menurut saya, penegakan
disiplin penting. Kalau enggak, tidak ada manfaatnya kita bergabung kalau kayak
gini terus," kata Agung di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (4/6/2013).
Ia berpendapat, PKS seharusnya
mendukung kenaikan harga BBM bersubsidi karena menyangkut hajat hidup orang
banyak. Terlebih lagi, kata dia, kenaikan harga BBM sudah menjadi kesepakatan
politik pemerintah.
"Sebaiknya kesepakatan apa
pun yang kita sepakati dengan cara demokratis tinggal dilaksanakanlah. Saya
berharap satu bahasa, kompak," ujar Menteri Koordinator Kesejahteraan
Rakyat itu.
Sementara itu, desakan dari elite
Partai Demokrat lebih keras lagi. Wakil Ketua Umum DPP Nurhayati Ali Assegaf
meminta PKS tidak merongrong pemerintah hanya untuk menarik simpati masyarakat.
"Koalisi itu kan dengan niat
baik, kesamaan visi, bukan sebaliknya merongrong pemerintah di saat rakyat
memerlukan bantuan," katanya, seusai menghadiri rapat Setgab di rumah
dinas Wakil Presiden Boediono di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (4/6/2013)
malam.
KOMPAS.com
0 komentar:
Posting Komentar