NTB - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berharap
bangunan utama Bendungan Pandanduri yang berlokasi di Desa Suwangi, Kecamatan
Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur, dirampungkan akhir tahun ini agar dapat
dioperasikan akhir 2014.
"Pak Gubernur mengemukakan
harapan itu saat `groundbreaking` penutupan aliran sungai sekaligus pengalihan
aliran air ke terowongan, beberapa hari lalu," kata Kabag Humas dan
Protokoler Setda NTB Tri Budiprayitno, di Mataram, Minggu.
Ia mengatakan, bangunan utama
bendungan "raksasa" Pandanduri mulai dikerjakan kontraktor pelaksana
pemenang tender PT Waskita Karya yang bermitra dengan PT Brantas Adi Jaya,
sejak akhir Juli 2012.
Pemerintah melalui Direktorat SDA
Kementerian PU mengalokasikan anggaran sebesar Rp463 miliar untuk konstruksi
pembangunan Bendungan Pandanduri dalam tiga tahun anggaran sekaligus mulai 2012
hingga 2014.
Dalam proses penawaran
pelaksanaan proyek bendungan itu, PT Waskita Karya sebagai pemenangnya mematok
harga Rp432 miliar.
Proyek fisik pembangunan
Bendungan Pandanduri dikerjakan secara parsial yang dimulai dari bagian
tertentu yang tidak terkendala permasalahan teknis, dan hal itu sudah dimulai
sejak pertengahan 2008.
Bagian tertentu yang dikerjakan
lebih dulu tidak ada kaitannya dengan lahan yang belum dibebaskan, seperti
pembangunan fisik terowongan pengalihan air berdiameter dua meter sepanjang 350
meter dengan dukungan dana Rp50 miliar.
Pembangunan fisik saluran
pengalihan air itu sudah dimulai sejak April 2008, sambil mengupayakan
penyelesaian pembebasan lahan yang belum tuntas.
Sambil menunggu perampungan
bangunan utamanya, dilakukan penutupan aliran sungai (river closing) untuk
pengalihan aliran sungai palung menuju terowongan yang sudah terbangun.
"Diyakini bendungan utama
itu bisa rampung akhir tahun ini sehingga akhir tahun depan sudah bisa
dioperasikan," ujar Tri.
Sementara itu, Kepala Balai
Wilayah Sungai Nusa Tenggara I (NTB-NTT) Marsono mengatakan, pembangunan
Bendungan Pandanduri itu membutuhkan areal seluas 430 hektare, dan kini sudah
300 hektare lebih yang dibebaskan sejak 2007, sehingga masih tersisa sekitar
108 hektare lebih.
Lahan untuk Bendungan Pandanduri
yang didesain sepanjang tiga kilometer yang belum dibebaskan itu berlokasi di
Desa Terara, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur.
Pemerintah Provinsi NTB dan
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur terus berkoodinasi dengan pihak-pihak terkait
untuk menuntaskan polemik pembebasan lahan bendungan Pandanduri itu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU)
NTB Dwi Sugiyanto mengatakan, pembebasan lahan untuk pembangunan Bendungan
Pandanduri itu dilakukan secara bertahap sesuai dukungan anggaran, namun
diupayakan rampung 2013.
"Tahun lalu dialokasikan
Rp40 miliar untuk bebaskan lahan, dan tahun ini dirampungkan sisanya,"
Kawasan Bendungan Pandanduri itu
berlokasi di tiga desa dalam wilayah Kabupaten Lombok Timur yakni Swangi,
Terara dan Santong.
Bendungan itu diperkirakan
memiliki daya tampung air sebesar 27 juta kubik dan diharapkan dapat mengairi
sawah daerah irigasi sebanyak 10.417 hektare lahan dan juga untuk mencukupi
kebutuhan air bersih penduduk di tiga kecamatan dan 17 desa yakni sebanyak 138.106
jiwa.
Bendungan ini didesain
menggunakan sistem `high level diversion` yang juga mendatangkan air dari
wilayah Kabupaten Lombok Barat.
Selain itu, juga berguna bagi
pengendalian banjir dan pemenuhan kebutuhan air peternakan sebanyak 21.500 ekor
sapi dan ternak lainnya serta pengembangan wisata lokal.
*AntaraNTB
0 komentar:
Posting Komentar