Saat itu aku adalah seorang siswi SMA yang baru saja lulus ujian dari
sebuah desa kecil di NTB. Aku berkeinginan melanjutkan studi di luar kota
(Makassar) tetapi ada hal yang sangat mengganjal dihatiku; aku adalah ABG (Anak
Baru Ghiroh) dari sebuah organisasi/pergerakan yang biasa disebut HT, tapi
sayangnya tidak mengenal satupun kakak atau teman HT yang berasal dari
Makassar. Sempat mengurungkan niat untuk belajar di Makassar karena khawatir 'tersesat' di kota besar itu.
Lama juga kusimpan kegundahan itu sendiri dan berharap nanti bisa dapat link
akhwat HT disana.
Sepertinya, galau itu tidak bisa didiamkan lama-lama karena bagaimanapun
aku harus membuat keputusan untuk melanjutkan sekolah. Akhirnya kegalauan ini
kuceritakan juga kepada ibu. solusi beliau sederhana ; bertawakkal saja, yang
penting niatmu baik... carilah "simbol" Islam yang pertama kamu
lihat, semoga Allah menunjukkan kebenaran, ikutilah...
Masih agak ragu sebenarnya, karena aku telah nyaman di HT, tetapi kupikir
memang benar kata ibu, bahwa niatku baik dan aku ingin tetap aktif berislam itu
juga baik, aku hanya berharap bimbingan Allah agar aku tidak jauh dariNya, aku
masih ingin aktif di HT tapi jika memang takdirku tidak demikian, semoga jalan
yang kuambil baik adanya.
Tiba di Makassar, aku sempat disibukkan oleh administrasi, transport,
barang bawaan, dan hal kecil lainnya dan sempat membuatku terlupa untuk mencari
'tanda pertamaku', namun hatiku sempat terusik ketika melintas di jalanan
bandara, bendera PKS berjejer rapi melambai-lambai seperti memanggilku, aku
seperti 'tamu' yang disambut meriah.. Aku baru tahu nantinya bahwa saat itu
bertepatan dengan acara Mukernas sehingga banyak bendera PKS yang dipasang di
sepanjang jalanan Bandara dan jalan Pettarani (thanks to Pandu Keadilan dan
yang masang-masang bendera niih..). Bagi kader PKS, pemasangan bendera itu
mungkin sekedar rutinitas yang selalu dikerjakan untuk sosialisasi kegiatan
tetapi bagiku itu adalah 'simbol pertama' yang kutemui di tanah Sultan
Hasanuddin.
Tanda (bendera-bendera) yang berayun itu seakan medan magnet yang
menarikku, sepanjang jalan yang kulewati menitipkan rindu ingin bertemu, tanda
itu telah membuatku 'meniadakan' pikiran untuk ke lain 'HaTi' dan tanda itulah
yang kucoba kuikuti, aku yakin inilah tanda yang dimaksud oleh ibu. Aku lalu
aktif mencari pengurus atau kader PKS dan alhamdulillah sekarang telah ikut
pengajiannya..
Cinta pada Pandangan Ke Satu (PKS) itu memang "sesuatu" yaaa...
doakan semoga saya dan kita semua semua bisa selalu istiqamah di jalan ini...
*kiriman Disa Fahdah (disantika@gmail.com) | twitter @de3mars
0 komentar:
Posting Komentar