Ibnul Qayyim al-Jauziyah
Sehubungan dengan apa yang tidak
disukainya, seorang hamba boleh menempati salah satu dari dua derajat ini;
Ridla atau Sabar. Ridla adalah yang lebih utama. Adapun sabar hukumnya wajib
bagi setiap insan yang beriman.
Mereka yang ridla adalah mereka
yang dapat menghayati hikmah dan kebaikan Dzat yang mendatangkan ujian. Mereka
tidak berburuk sangka kepadaNya. Di saat yang lain, ia menghayati betapa Dia
Maha Agung, Maha Mulia, dan Maha Sempurna. Ia terhanyut dalam persaksian-Nya
atas semua itu, sehingga ia tidak lagi merasakan derita. Hanya saja, hanya
mereka yang benar-benar berma'rifah dan bermahabbah saja yang dapat mencapai
tingkatan ini. Mereka -bahkan- dapat menikmati musibah yang menimpa mereka,
karena mereka tahu bahwa musibah itu datang dari Dzat yang dicintainya. .
Sabar berbeda dengan ridla. Sabar
adalah menahan diri dari amarah dan kekesalan ketika merasa sakit sambil
berharap derita itu segera hilang. Ridla adalah berlapang dada atas ketetapan
Allah dan membiarkan keberadaan rasa sakit, walaupun ia merasakannya.
Keridlaannya meringankan deritanya. Karena hatinya dipenuhi oleh ruh yakin dan
ma'rifah. Bila ridla semakin kuat, ia mampu menepis seluruh rasa sakit dan
derita.[]
0 komentar:
Posting Komentar