pengumuman

pengumuman
Home » , » Menurut Saya yang Bukan Kader, PKS Masih yang Terbaik

Menurut Saya yang Bukan Kader, PKS Masih yang Terbaik

Written By Unknown on Kamis, 16 Mei 2013 | 04.00

Membela PKS saat ini sama dengan mengkrtik Jokowi-Ahok. Penulis akan diserang sesama bloger. Namun, dalam fikiran saya, penulis tetaplah menulis apa yang ada fikiran secara jernih, utuh dan tidak sepotong-potong atau terpengaruh oleh opini yang sedang digiring  media TV yang kebetulan, sekali lagi kebetulan media tersebut sang empunya politisi.

Kali ini saya mencoba memberikan gambaran kepada pembaca semua bagaimana kader PKS itu sebenarnya, lantaran saya sehari bergaul dengan orang-orang PKS, tapi saya bukanlah kader PKS. Bahkan saya lebih condong ke sosialis. Namun jika melihat konstelasi politik saat ini dibutuhkan pemikiran jernih dan objektif.

Oh ya, yang suka dari PKS ini adalah pengkaderannya yang sangat sistematis. Walaupun anda punya banyak uang dan tokoh sekalipun, jika masuk PKS jangan harap menempati posisi sebagai pengurus teras partai atau posisi strategis lainya.

Di provinsi tempat saya berdomisili PKS selalu menempati posisi Wakil Ketua di legislative. Dan anehnya, mereka sedikit dominan di wilayah perkotaan. Bahkan DKI Jakarta sekalipun PKS berhasil menjadi juara, pada 2004, turun satu perngkat pada 2009 kemaren. Kenapa demikian? salah satunya, basis PKS adalah kalangan intelektual muda, kalangan terdidik yang kebetulan sholeh dan punya tahapan organisasi yang panjang semasa di kampus. Kebetulan juga kalangan terdidik banyak berdiam di kota-kota

Secara personal kader PKS memang tidak punya istilah pacaran, hanya sebatas taaruf lalu menikah. Pacaran bukanlah budaya Islam. Liberal kata anak-anak PKS dan tak layak ditiru. Sampai sekarang, istilah pacaran masih dilarang.

Jika anda berpergian dengan Ikhwan ini, silahkan chek kedalam tas nya, anda akan menemukan Alquran kecil dan tasbih. Selarut apapun tidur, Ikhwan tetap akan bangun pada saat azan subuh berkumandang. Disinilah, letak kesolehan kader-kader PKS. Memang ada sich satu-dua kader yang nakal. Namun, senakal apapun kader PKS mereka tak pernah meninggalkan sholat lima waktu. Lazimnya, ikhwan akan mencari Masjid terdekat untuk menunaikan perintah Allah.

Makanya saya tidak percaya Ahmad Fatanah kader PKS walaupun media massa tetap memaksa saya untuk beropini bahwa PKS itu bermain dengan wanita-wanita cantik. Bagi saya cukup AF saja yang dihujat, jika memang layak untuk di hujat. Tapi jangan bawa orang-orang shaleh yang berdiam di PKS. Apakah kita tidak malu yang Sholat jarang apalagi puasa, memaki-maki orang-orang shaleh. Namun, terserahlah pemikiran pembaca.

Dibanyak daerah yang para kadernya terjerat korupsi, anda akan menemukan cuman PKS yang terkecuali. Umumnya ya, walaupun sudah duduk di depan uang idealisme mereka tetap terjaga. Dan dibanyak tempat juga kader-kader PKS yang telah menjadi legislatior tapi tetap hidup sederhana. Bahkan, diantara anggota-anggota dewan daerah mobil mereka yang paling jelek. Makanya saya ikut-ikutan kaget ketika KPK menyita mobil-mobil di DPP PKS.

Namun, walaupun demikian tidak ada yang sempurna. Baik manusia maupun organisasi dan komunitas. Tapi kita sebagai manusia hanya bisa menilai baik dan buruk. Soal benar-salah adalah urusan tuhan. Apalagi, belum sampai dalam ranah persidangan. Tapi kita sudah menghakimi mereka begitu rupa. Andaipun sampai kesana kita tahu juga bahwa bagaimana kualitas peradilan Indonesia yang kata Prof Sahetapy MA itu “moralnya Ambruk.”

Sampai saat ini saya masih percaya bahwa dunia politik kita butuh PKS agar kekuatan parlemen berimbang. Mungkin anda masih ingat bagaimana PKS pro pada masyarakat ketika menolak harga BBM walaupun berada dalam gerbong koalisi. Public tentu tidak lupa berkat PKS Pansus Century tercipta, walaupun tidak jelas hasilnya sampai sekarang.

Proses panjang yang mewarnai Perjalanan PKS dimulai dari masjid dan surau, lalu bermutasi menjadi Partai Keadilan (PK) da sekarang telah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan besar menjadi seperti sekarang tentu tidak akan membuat pihak lawan tetap membiarkan PKS tumbuh dan berkembang secara luas.

Coba tengok perolehan suara dan peringkat PKS dari pemilu ke pemilu. Selalu mengalami peningkatan secara bertahap. Andaikan mereka dapat diterima dengan baik di Indonesia timur yang yang mayoritas non muslim tentu PKS berpeluang besar masuk menjadi tiga besar. Inilah yang membuat saya beryakinan bahwa PKS telah dibidik oleh lawan-lwan politiknya, apalagi 2014 akan menjelang.

Namun yang namanya politik selalu ada suka dan tidak suka, wajar dalam konteks penilaian manusia. Dan mungkin pembaca akan menyerang saya. Namun bagi saya adalah suatu kewajaran. Bagi saya pribadi yang bukan kader, PKS masih yang terbaik kok dari sekian partai peserta pemilu. Andaikan ada Partai Rakyat Demokratik (PRD) mungkin saya meletakan PKS nomor 2 di bawah partai yang dipimpin oleh Budiman Sujadmiko tersebut.

Jefri Hidayat | Kompasiana
http://politik.kompasiana.com/2013/05/15/menurut-saya-yang-bukan-kader-pks-masih-yang-terbaik-560264.html
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Humas PKS Lotim
Copyright © 2011. PKS Gumi Selaparang | Lombok Timur - NTB - All Rights Reserved
Template Created by Mas Template
Proudly powered by Blogger