Sepuluh peserta pemilu 2014
ditambah dua peserta tambahan PBB dan PKPI yang menyusul disahkan oleh KPU
sebagai Partai yang berhak mengikuti kompetisi memenangkan hati rakyat
Indonesia tahun depan.
Jika kita amati dari sepuluh
gambar yang ada, maka bisa kita identifikasikan dalam segmentasi warna. Partai
yang menggunakan warna dasar biru ada tiga. Partai dengan warna dasar hijau ada
dua. Partai dengan dominan warna merah ada dua. Partai dengan dominan warna
kuning ada dua. Partai yang baru disahkan pake warna hijau dan merah. Partai
yang paling kinclong warnanya cuma nomor 3.
Bicara pemilihan umum, maka
berbicara banyak tentang proses demokrasi untuk menentukan masa depan bangsa.
Pemenang dalam kompetisi pemilu akan menjadi penentu Negara ini mau dibawa
kemana dalam pentas percaturan dunia dan khususnya perbaikan seluruh aspek yang
menyangkut kepentingan warna negara Indonesia.
Bicara partai, maka kita akan
berbicara banyak tentang sistem organisasi partai. Karena kekokohan sistem
organisasi yang dimiliki serbuah partai yang akan mampu membuat partai tersebut
hidup lebih lama dari pendiri dan para penggagasnya. Semakin canggih organisasi
partai, maka semakin kuat partai tersebut bertahan dalam era persaingan
demokrasi yang luar biasa ketat. Dan hanya partai modern yang dikelola dengan
sistem yang mampu maju dan berkembang.
Sekarang kita bicara tentang
partai modern. Partai manapun ingin mengelola organisasi politiknya menjadi
modern. Bayangan kita seperti halnya manajemen perusahaan mengelola bisnisnya
dengan manajemen perusahaan terbuka. Dimana semuanya mulai dari peraturan,
kebijakan, sistem, prosedur hinggal pelaporan dikelola dengan sangat baik
hingga perusahaan tersebut sanggup hidup, bertahan dab berkembang hingga
ratusan tahun lamanya.
Modernisasi sebuah partai dapat
dilihat dengan sangat mudah dimulai dari sistem kepemimpinannya. Indonesia
sejak zaman kemerdekaan merupakan negara yang secara politik sangat dipengaruhi
oleh kehadiran sosok figur yang mampu menjadi penyedot utama perhatian rakyat.
Partai manapun akan sangat diuntungkan ketika memiliki figur yang populer dan
diterima baik di masyarakat. Tapi kemudian timbul persoalan tatkala sang figur
menemui akhir dari era kejayaannya. Maka untuk bertahan pilihannya mutlak
dibutuhkan sistem partai yang jauh lebih kuat dibandingkan figur partai. Dalam
dunia bisnis kita mengenalnya corporate branding harus lebih bernilai
dibandingkan personal branding
Kesempatan luar biasa di hari
ini, kita akan sedikit mengupas tentang modernisasi sistem kepartaian yang
dimiliki oleh Partai Keadilan Sejahtera, Partai nomor 3, Partai yang insya
Allah dengan ijin Allah Ta'ala akan menjadi salah satu pemenang kompetisi
pemilu 2014 di posisi 3 besar. Kenapa ga bahas partai lain, karena partai lain
biar dibahas pengamat politik aja hehe.
Kita akan melihat dari kaca besar
sistem kepemimpinan di parta kader ini. Hadir di republik tercinta ini sejak
lima belas tahun yang lalu, partai ini telah mampu memberikan kontribusi besar
dalam merubah citra tentang politik di Indonesia. Terhitung sejak tahun
sembilan delapan sudah berganti empat pemimpin. Dimulai dengan era Nurmahmudi
Ismail saat masih menggunakan nama Partai Keadilan. Kemudian berganti
kepemimpinan di tangan Hidayat Nur Wahid saat sudah bernama Partai Keadilan
Sejahtera. Proses kepemimpinan berganti ke tangan Lutfi Hasan Ishaq hingga
terjadinya badai fitnah dan dengan cepat sistem partai memutuskan Anis Matta
menjadi pemimpin yang baru untuk membawa partai kader ini memenangkan
pertempuran 2014.
Jika kita membandingkan proses
kepemimpinan PKS dengan partai lain maka kita akan melihat perbedaan yang
sangat luar biasa. Kursi presiden di PKS atau ketua umum di partai lain
merupakan posisi paling strategis untuk seorang politikus melejitkan karir
politik nasionalnya. Hingga menjadi kejadian biasa setiap proses kepemimpinan
di partai politik selalu disertai dengan konflik kepentingan yang sangat besar.
Kita tengok sejarah kepemimpinan
politik di partai lain maka selalu memunculkan episode baru. Kader yang kalah
bertarung memperebutkan kursi ketua umum bikin kongres tandingan hingga satu
partai ada dua ketua umum dengan dua versi kongres. Kader politik yang kalah
tarung memutuskan keluar dan bikin partai baru biar langsung jadi ketua umum.
Kader politik yang tidak boleh mimpi jadi ketua umum karena itu jabatan seumur
hidup, karena kepemimpinan partai jadi politik dinasti. Kader yang kalah
pemilihan ketua umum menghilang tidak mau berkontribusi lagi untuk partainya.
Lihatlah PKS. Presiden pertama
partai ini bersedia menjadi seorang walikota. Presiden kedua partai ini
bersedia untuk menjadi ketua fraksi. Presiden ketiga partai ini bersedia
berkorban dengan fitnah yang kejam untuk kemenangan dakwah partai ini. Dan
Presiden keempat partai ini bersedia kehilangan waktu tidurnya untuk memimpin
kemenangan partai ini dalam perjuangan politik 2014.
Apakah kita bisa melihat mantan
ketua umum partai lain yang mau diturunkan baju kebesarannya dari pemimpin
menjadi dipimpin? Apakah kita bisa melihat di partai lain proses kepemimpinan
yang tersistem seperti yang ada di PKS? Apakah kita bisa membandingkan di
partai lain dipilihnya pemimpin partai tanpa pertimbangan dinasti keluarga,
tanpa pertimbangan kepemilikan harta?
Sistem kepemimpinan di PKS
menjadikan partai ini sebagai partai modern yang siap berkontribusi bagi
kebaikan sistem politik di Indonesia. Partai yang siap hidup jauh lebih lama
dari para pendirinya. Partai yang siap memperjuangkan seluruh kepentingan
rakyat Indonesia. Partai yang siap berkorban untuk kesejahteraan masyarakat.
PKS pilihan kita semua nomor 3. []
Sumber: PKS Piyungan
0 komentar:
Posting Komentar