LOMBOKita – Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memberikan
“rapor merah” terhadap kinerja pemerintahan Gubernur/Wakil Gubernur NTB, KH.
Zainul Majdi-Badrul Munir (BARU) periode 2008-2012.
Pemberian rapor merah itu setelah
F-PKS mengadakan bedah Laporan Kerja Pertanggungjawaban (LKPJ) tahun 2012 dan
LKPJ akhir masa jabatan (AMJ) Gubernur NTB 2008-2012 di aula DPW PKS NTB,
Minggu (14/4/2013).
Menurut Ketua Fraksi PKS DPRD
NTB, Musleh Kholil, capaian kerja pemerintahan BARU di NTB hingga akhir tahun
2012, nilai rata-rata 48,63 persen atau tergolong angka merah.
Bedah LKPJ yang mengandeng
lembaga Fitra Nusantara serta Nusra Institute ini, menghasilkan sejumlah temuan
mencegangkan.
Menurut Musleh, dana “nganggur”
di NTB membengkak 1.000 persen hingga Rp 25 miliar dari rencana Rp 2 miliar.
Dijabarkannya, realisasi
pendapatan daerah Provinsi NTB tahun 2012 tidak mencapai target, dari Rp 127
miliar terealisasi hanya 94,6 persen. Sementara realisasi belanja daerah juga
kurang dari target. Dari target Rp 175 miliar terealisasi 92,6 persen dalam
APBD tahun 2012. Bahkan setelah perubahan, semula diproyeksi surplus Rp 6
miliar, namun nyatanya surplus meningkat hingga Rp 53 miliar.
“Managemen kas daerah dan program
di kegiatan SKPD Provinsi NTB masih belum baik, sehingga berimplikasi pada
potensi dana “nganggur” setiap tahun selalu cukup besar,’’ kata Musleh.
Berdasarkan hipotesa Fraksi PKS,
realisasi pendapatan dibawah target disebabkan, dasar perhitungan proyeksi yang
tidak sesuai dengan potensi riil. ‘’Itu terjadi karena kinerja aparatur yang
menurun , dan kebocoran yang tinggi,’’ katanya.
Fraksi PKS juga membedah capaian
kinerja berdasarkan RPJMD Provinsi NTB tahun 2009-2014. Misi pertama,
mengembangkan masyarakat madani yang berakhlak mulia, berbudaya, menghormati
pluralitas dan kesetaraan gender. Namun berdasarkan data BPS, tahun 2008 ada
kesenjangan angka rata-rata lama sekolah antara laki-laki dan perempuan. Bila
laki-laki angka rata-rata lama sekolahnya mencapai 7,2 tahun, perempuan
tertinggal di angka 6 tahun. Kekerasan dalam rumah tangga juga meningkat 900
persen.
Selanjutnya dalam bidang
pendidikan dan kesehatan, ditemukan sebagian besar sekolah belum memenuhi
delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Di bidang kesehatan,tahun 2008 NTB
menjadi provinsi dengan sanitasi terburuk di Indonesia. Fasilitas air bersih belum
merata antara kota dan desa. ‘’46,2 persen rakyat NTB belum menikmati listrik,
dan 34 persen jalan provinsi masih buruk,’’ ujarnya.
Musleh menegaskan, saat ini pola
pembahasan LKPJ di lembaga legislatif telah berubah. Sesuai aturan peraturan
pemerintah yang baru, legislatif tidak dalam tataran menolak atau menerima
LKPJ. Dewan hanya memberikan rekomendasi dan catatan-catatan.
Menurutnya, Fraksi PKS DPRD NTB
mendapat perintah dari partai agar segera melakukan kajian dan memberikan
informasi yang akurat ke masyarakat.
Musleh juga tidak ingin dikatakan
ada tendensi tertentu dibalik gebrakan yang dilakukan fraksi PKS. ‘’Kami tidak
ada tendensi apapun karena ini yang melalukan fraksi,’’ tegasnya. (ari)
0 komentar:
Posting Komentar